Di era digital ini, video game telah menjadi salah satu hiburan paling populer di dunia. Dari remaja hingga dewasa, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam bermain game sebagai pelarian dari rutinitas sehari-hari. Namun, di balik kesenangan yang ditawarkan, terdapat kisah kelam bagaimana video game dapat membawa dampak ekstrem, bahkan hingga merenggut nyawa. Kecanduan yang Mematikan Kecanduan video game adalah fenomena yang semakin banyak dilaporkan di berbagai negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui Gaming Disorder sebagai gangguan kesehatan mental sejak 2018. Orang yang kecanduan game sering kali mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan, tidur, dan berinteraksi dengan orang lain. Kasus tragis sering muncul di media. Di Korea Selatan, seorang pria dilaporkan meninggal setelah bermain game selama 50 jam tanpa henti. Tubuhnya ditemukan di warnet tempat dia bermain, dengan penyebab kematian diduga karena gagal jantung akibat kelelahan ekstrem. Konflik di Dunia Nyata V...
Profesi sebagai abdi negara, yang mencakup pegawai negeri sipil (PNS), polisi, dan anggota TNI, sering kali menjadi salah satu pilihan karier yang dianggap bergengsi di Indonesia. Di tengah arus globalisasi dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat, daya tarik profesi ini masih kokoh di hati masyarakat. Namun, sejauh mana daya tarik ini didasarkan pada realitas, dan sejauh mana ia dipengaruhi oleh romantisasi? Romantisasi Profesi Abdi Negara Romantisasi profesi abdi negara bukanlah fenomena baru di Indonesia. Berbagai faktor budaya, sejarah, dan sosial berkontribusi pada pandangan idealis terhadap pekerjaan ini: Keamanan Finansial dan Status Sosial: Menjadi abdi negara sering dikaitkan dengan jaminan finansial yang stabil, termasuk gaji tetap, tunjangan, dan pensiun. Hal ini memberikan kesan bahwa pekerjaan ini bebas dari risiko ketidakpastian ekonomi. Prestise dan Kehormatan: Dalam masyarakat tradisional, profesi abdi negara sering dianggap terhormat dan bermartabat. Orang tua ser...